HANTU

2024-10-09

Anakku mengenal hantu dari video-video yang dia tonton. Gambarannya tentang hantu masih sangat kartunik, bukan seram seperti gambaran hantu dalam film-film horor. Walaupun kartunik, dia tahu bahwa hantu adalah sesuatu yang bersifat menakutkan.

Aku mencegahnya dari rasa takut hantu lebih jauh dengan mengatakan padanya bahwa hantu itu tidak ada dan hanya ada dalam cerita, seperti juga monster dan kuda terbang.

Aku mencegah rasa takut itu berkembang pada anakku karena pengalamanku mengalami takut hantu pada waktu kecil. Takutku berlebihan. Dulu, aku tidak berani ke dapur sendirian, meskipun siang hari. Saking takutnya, sampai-sampai aku selalu membawa buku doa-doa ke manapun, bahkan saat mandi. Buku doa itu tidak lepas dari badanku, ikut basah, terkena sabun, dan lama-lama tidak lagi berbentuk buku karena sering kena air saat mandi. Aku jadi tidak mandiri dan bergantung pada orang lain untuk menmani atau pada benda-benda yang kupercayai ditakuti oleh hantu. Aku baru lepas dari takut hantu itu saat sudah umur belasan tahun, setelah menyadari bahwa tidak satu kalipun aku pernah melihat hantu (bahkan sampai sekarang pun aku tak pernah punya pengalaman melihat hantu). Aku tak ingin ketakutan itu terjadi pada anakku.

Masalahnya, sebagai muslim, kami harus percaya pada makhluk gaib yang bernama jin. Hantu oleh banyak muslim dipercayai sebagai salah satu bentuk penampakan dari jin. Karena itu, mengatakan bahwa hantu itu tidak ada sering disalahartikan sebagai tidak percaya adanya jin.

Tapi, aku punya argumen bahwa konsep hantu yang biasa dikenal masyarakat, yaitu roh dari orang yang sudah meninggal, memang beda dengan jin dalam Islam. Jin adalah makhluk berakal seperti manusia, yang sejak awalnya adalah jin, bukan dari roh manusia yang berubah menjadi makhluk lain. Dalam pengertian itu, perkataanku bahwa hantu itu tidak ada tidak melanggar keyakinanku bahwa jin itu ada.

Kemudian, jika kita dikatakan bahwa hantu bisa jadi adalah jin yang menampakkan diri dalam suatu wujud tertentu, sebagaimana yang juga kupercayai, aku punya argumen juga. Penampakan hantu belum tentu adalah benar-benar perwujudan dari jin. Pada banyak kasus, yang terjadi hanyalah salah lihat, atau otak menyusun sebuah bayangan yang sebenarnya bukan hantu namun tampak seperti hantu. Bisa juga, manusia mengalami halusinasi yang menyebabkan dia melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dengan kata lain, ada sekian banyak alasan logis yang bisa diberikan terhadap sebuah penampakan hantu selain bahwa itu adalah jin yang menampakkan diri.

Lebih lanjut, kalau kita baca penjelasan Islam tentang jin, kita tahu bahwa pada prinsipnya manusia, kecuali orang-orang tertentu seperti para nabi, tidak bisa melihat jin dalam bentuk aslinya. Manusia bisa melihat jin ketika jin itu berubah wujud menjadi makhluk fisik. Dalam cerita-cerita hadis, kita temui bahwa perwujudan jin biasanya adalah hewan atau manusia. Dan ketika jin mewujud dalam bentuk fisik, dia mengalami hukum-hukum alam yang sama seperti makhkuk fisik lainnya: dia terpengaruh gravitasi, bisa dilihat, bisa dipegang, bisa ditangkap, bahkan bisa dibunuh. Itu beda dengan hantu yang umumnya digambarkan hanya bisa dilihat dan tak bisa dipegang.

Sebelum ada bukti kuat bahwa sebuah penampakan hantu adalah jin, aku kira pernyataan bahwa hantu itu tidak ada tidaklah bertentangan dengan kepercayaan akan adanya jin.


back to ihsan's homepage